Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 25 Desember 2014

Bahasa Indonesia 2 # Laporan Neraca

Nama : Joshua Harold Bintang
NPM  : 23212971
Kelas : 3EB17    


                            TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2

LAPORAN NERACA











     Disusun Oleh :
  
Joshua Harold Bintang (23212971)

  3EB17






   UNIVERSITAS GUNADARMA
   
PTA 2014/2015




 BAB I

Pendahuluan



Neraca adalah salah satu komponen laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan pada tanggal tertentu. Yang dimaksud dengan posisi keuangan adalah posisi aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Aset adalah sumber daya yang dapat memberikan manfaat ekonomi dan/atau sosial yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah, dan dapat diukur dalam satuan uang. Sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya juga termasuk dalam pengertian aset. Contoh aset antara lain kas, piutang,persediaan,dan  bangunan

Neraca merupakan laporan yang menyajikan posisi keuangan pemerintah pada tanggal tertentu. Yang dimaksud dengan posisi keuangana dalah posisi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas. Kewajiban merupakan utang yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Daerah di masa yang akan datang. Ekuitas mencerminkan kekayaan bersih Pemerintah Daerah, yaitu selisih antara aset dan kewajiban. Oleh karena itu, untuk keperluan penyusunan neraca pertama kali, Pemerintah Daerah perlu menyiapkan suatu pendekatan tertentu dan melakukan inventarisasi terhadap aset dan kewajibannya.





BAB II

ISI



Dari laporan Neraca milik Tuan XXX diatas kita dapat menganalisis bahwa Total Asset dan Total Kewajiban dan nilai kekayaan bersih yang dimiliki Tuan XXX berada dalam keadaan Balance (Seimbang) yang membuktikan bahwa Tuan XXX dalam laporan Neraca nya tidak mengalami kerugian. Sedangkan, dilihat dari kolom asset yang terdiri dari asset liquid, investasi, dan penggunaan pribadi lebih besar dari kolom kewajiban dan kekayaan bersih yang terdiri dari total hutang jangka pendek dan jangkan panjang serta nilai kekayaan bersih. Jadi, Tuan XXX berada dalam posisi memperoleh keuntungan.



BAB III
Penutup


Kesimpulan

Neraca merupakan salah satu jenis laporan keuangan disamping laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas. Neraca/Balance sheet menyajikan segala kekayaan yang dimiliki perusahaan dan sumber kekayaan tersebut. Penyusunan neraca dapat dilakukan dengan mudah jika disusun berdasarkan data dalam neraca lajur.

Saran

Hendak nya laporan neraca keuangan disusun dengan mengutip saldo-saldo akun rill yang berada dalam neraca lajur tepatnya pada kolom neraca. Setelah itu, dikelompokan sesuai dengan kelompoknya yaitu pada kelompok aktiva(kekayaan yang dimiliki perusahaan) atau kelompok passiva(sumber kekayaan perusahaan).  







Daftar Pustaka


Senin, 03 November 2014

Bahasa Indonesia 2 # Remunerasi



Nama : Joshua Harold Bintang
NPM  : 23212971
Kelas : 2EB17    



TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2

REMUNERASI




  


     Disusun Oleh :
  Joshua Harold Bintang (23212971)

   3EB17



   UNIVERSITAS GUNADARMA
   PTA 2014/2015




BAB I

PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, istilah remunerasi sering diperbincangkan oleh kalangan pekerja, baik diinstasi swasta maupun pemerintah. Remunerasi itu sendiri berkaitan erat dengan kesejahteraan karyawan dalam suatu perusahaan.

Remunerasi merupakan suatu penghargaan yang diberikan pemerintah atas kinerja suatu pegawai pada suatu instansi pemerintah berupa tambahan tunjangan gaji. Namun, penerapan remunerasi ini sering dinilai tidak efektif mengubah budaya kerja pegawai dan menimbulkan kesenjangan sosial antar instansi pemerintah. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan terhadap kriteria penilaian remunerasi dan tentang kaitannya terhadap kinerja pegawai perintah itu sendiri.

Remunerasi yang telah diterapkan pada beberapa Instansi Pemerintah tersebut di atas menyebabkan Instansi Pemerintah yang lain berlomba untuk dapat masuk dalam antrian instansi yang akan mendapat remunerasi selanjutnya. Hal ini mengindikasikan terjadinya kesenjangan sosial diantara pegawai pemerintah tersebut. Hal tersebut dapat dikarenakan kinerja mereka tidak terukur dan tidak adanya prosedur yang jelas dalam pengukuran kinerja.




BAB II

ISI



2.1 Pengertian Remunerasi

Untuk memperjelas pengertian remunerasi, beberapa ahli memiliki sudut pandang masing- masing untuk menjelaskan hal tersebut.
Mochammad Surya ( 2004:8) menyebutkan bahwa “ Remunerasi mempunyai pengertian berupa “sesuatu” yang diterima pegawai sebagai imbalan dari kontribusi yang telah diberikannya kepada organisasi tempat bekerja. Remunerasi mempunyai makna lebihluas daripada gaji, karena mencakup semua imbalan, baik yang berbentuk uang maupun barang, baik yang diberikan secara langsung maupun tidak langsung, dan baik yang bersifat rutin maupun tidak rutin, imbalan langsung terdiri dari gaji/upah, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, bonus yang dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan prestasi dan berbagai jenis bantuan terdiri dari fasilitas, kesehatan, dana pensiun, gaji, cuti, santunan musibah.
Selain Mochammad Surya, Kusnaedi mendefinisikan remunerasi sebagai imbalan atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja sebagai akibat dari prestasiyang telah diberikannya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa remunerasi merupakan rewards atau imbalan dari perusahaan kepada karyawan atas usaha dan kinerjanya baik dalam bentuk financial ataupun non-financial yang tujuannya untuk mensejahterakan karyawan tersebut.
Sistem Remunerasi itu sendiri akan berbeda-beda dalam setiap perusahaan, tergantung dari bagaimana sistem kerja yang dipakai dalam perusahaan tersebut. Seperti yang dapat dicontohkan adalah perbedaan sistem remunerasi yang unik di bidang pekerjaan asuransi.
Sistem remunerasi di bidang asuransi itu sendiri dapat menyerupai rewards yang besar sesuai dengan target yang mereka capai. Kemudian, besarnya tingkat remunerasi untuk masing-masing perusahaan itu sendiri berbeda. Perbedaan itu terjadi berdasarkan beberapa faktor yang sangat mempengaruhi besarnya tingkat remunerasi tesebut, factor-faktor tersebut antara lain permintaan dan penawaran tenaga kerja, kemampuan perusahaan, kemampuan dan keterampilan tenaga kerja, peranan perusahaan, serikat buruh, besar kecilnya resiko pekerjaan, campur tangan pemerintah, dan biaya hidup.

2.2 Maksud & Tujuan Kebijakan Remunerasi

Para aparatur negara adalah bagian dari Pemerintahan. Maka dalam konteks Reformasi birokrasi dilingkungan tersebut, upaya untuk menata dan meningkatkan kesejahteraan para pegawai adalah merupakan kebutuhan yang sangat elementer, mengingat kaitannya yang sangat erat dengan misi perubahan kultur pegawai (Reformasi bidang kultural). Sehingga dengan struktur gaji yang baru (nanti), setiap pegawai diharapkan akan mempunyai daya tangkal (imunitas) yang maksimal terhadap rayuan atau iming-iming materi (kolusi).

2.3 Siapa saja yang mendapatkan Remunerasi

Sesuai dengan Undang-undang NO. 17 tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan Nasional jangka panjang 2005-2025 dan Peraturan Meneg PAN, Nomor : PER/15/M.PAN/7/2008, tentang Pedoman umum Reformasi birokrasi. Kebijakan Remunerasi diperuntukan bagi seluruh Pegawai negeri di seluruh lembaga pemerintahan. Yang berdasarkan urgensinya dikelompokan berdasarkan skala prioritas ke dalam tiga kelompok :

1.      Prioritas pertama adalah seluruh Instansi Rumpun Penegak Hukum, rumpun pengelola Keuangan Negara, rumpun Pemeriksa dan Pengawas Keuangan Negara serta Lembaga Penertiban Aparatur Negara.
2.      Prioritas kedua adalah Kementrian/Lembaga yang terkait dengan kegiatan ekonomi, sistem produksi, sumber penghasil penerimaan Negara dan unit organisasi yang melayani masyarakat secara langsung termasuk Pemda.
3.      Prioritas ketiga adalah seluruh kementrian/lembaga yang tidak termasuk prioritas pertama dan kedua.

2.4 Landasan Hukum Kebijakan Remunerasi

1.      UU No 28/1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN.
2.      UU No.43/1999 tentang perubahan atas UU No.8/1974 tentang pokok-pokok kepegawaian. Yang salah satu substansinya menyatakan bahwa setiap pegawai negeri berhak memperoleh gaji yang adil & layak sesuai dengan beban pekerjaan & tanggung jawabnya. ( Psl 7, UU No.43/1999)
3.      Undang-undang No. 17 tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan Nasional jangka panjang 2005-2025. Khususnya pada Bab IV butir 1.2, huruf E. Yang menyatakan bahwa “Pembangunan Aparatur Negara dilakukan melalui Reformasi birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan tata pemerintahan yanq baik. Di pusat maupun di daerah, agar mampu mendukung keberhasilan pembangunan dibidang bidang lainnya. “.
4.      Perpres No.7/2005, tentang Rencana pembangunan jangka menengah Nasional.
5.      Konvensi ILO No. 100;, Diratifikasi pd th 1999, bunyinya ‘Equal remuneration for jobs of equal value’ (Pekerjaan yang sama nilai atau bobotnya harus mendapat imbalan yang sama).

2.5 Tahap-tahap Remunerasi

 Tahapan Remunerasi dari awal kegiatan (pengumpulan data) sampai dengan tahap legislasi  (penerbitan undang-undang) adalah :
 1. Analisa jabatan
 2. Pengumpulan data jabatan
 3. Evaluasi jabatan dan Pembobotan
 4. Grading atau penyusunan struktur gaji baru.
 5. Job pricing atau penentuan harga jabatan
 6. Pengusulan peringkat dan harga jabatan kepada Presiden (oleh Meneg PAN)

2.6 Prinsip dasar Kebijakan Remunerasi

Prinsip dasar kebijakan Remunerasi adalah adil dan proporsional. Artinya kalau kebijakan masa lalu menerapkan pola sama rata (generalisir), sehingga dikenal adanya istilan PGPS (pinter goblok penghasilan sama). Maka dengan kebijakan Remunerasi, besar penghasilan (reward) yang diterima oleh seorang pejabat akan sangat ditentukan oleh bobot dan harga jabatan yang disandangnya.

2.7 Permasalahan Sistem Remunerasi saat ini

1. Besarnya gaji kurang memenuhi kebutuhan untuk hidup layak (terendah Rp760.500 dan     tertinggi Rp2.405.400);
2. Gaji PNS kurang kompetitif di bandingkan dengan gaji di sektor swasta, khususnya untuk tingkat manajer dan pimpinan;
3. Besarnya gaji tidak memenuhi prinsip “equity” karena gaji tidak dikaitkan dengan kompetensi dan prestasi, namun didasarkan pada pangkat dan masa kerja;
4. Struktur gaji kurang mendorong motivasi kerja karena jarak antara gaji terendah dan gaji tertinggi terlalu pendek (ratio 1:3,3) sehingga kenaikan pangkat hanya diikuti dengan kenaikan penghasilan dalam jumlah yang tidak berarti;
5. Tunjangan jabatan struktural yang besar menimbulkan kompetisi yang tidak sehat.
6. Kurang transparan karena disamping gaji PNS masih menerima sejumlah honorarium dari pos non-gaji sehingga:
a. terjadi distorsi dalam sistem penggajian;
b. jumlah anggaran untuk belanja pegawai sulit diketahui secara pasti dan sulit dipertanggung jawabkan kepada publik.

2.8 Kriteria kebijakan dan system Remunerasi efektif

1. Adil (Fair)
2.Mendorong Motivasi
3. Kompetitif (Bersaing)
4. Tepat
5. Memenuhi Ketentuan UU & PP Yang Berlaku



BAB III

PENUTUP


3.1  Kesimpulan

Tunjangan remunerasi yang telah diterapkan di beberapa instansi pemerintah hendaknya di tinjau kembali efisiensi dan efektifitasnya mengingat beban kerja yang tidak merata. Dan perlu adanya pengawasan dan pengecekan ulang agar tidak terjadi tindakan KKN (Korupsi,Kolusi,Nepotisme) di instansi pemerintah.






Daftar Pustaka









Bahasa Indonesia 2 # Laporan Keuangan


Nama : Joshua Harold Bintang
NPM  : 23212971
Kelas : 3EB17    



TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2

LAPORAN KEUANGAN







  

     Disusun Oleh :
  Joshua Harold Bintang (23212971)

   3EB17



   UNIVERSITAS GUNADARMA
   PTA 2014/2015





BAB I

PENDAHULUAN



A.         LATAR BELAKANG
Dalam laporan keuangan oleh perusahan tidak dibuat secara sembarangan tetapi dibuat secara tersusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku, hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan di mengerti, laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan perusahan. Disamping itu banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap  laporan keuangan yang dibuat persahan, seperti pemerintah, kreditor, maupun supplier.
Bagi suatu perusahaan, penyajian suatu laporan keuangan secara khusus merupakan suatu tanggung jawab manajar keuangan, hal ini sesuai dengan fungsi manajer keuangan, yaitu :
a)      Merencanakan
b)      Mencari
c)      Memanfaatkan dana perusahaan
d)     Memaksimalkan nilai perusahan


B.          TUJUAN UMUM

a)      Untuk menyediakan informasi yang menyangkut kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

b)      Menunjukan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.



BAB II

ISI


2.1. LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan merupakan laporan mengenai posisi kemampuan dan kinerja keuangan perusahaan serta informasi lainnya yang diperlukan oleh pemakai informasi akuntansi.

2.2. FUNGSI LAPORAN KEUANGAN
Menyediakan 
informasi yang menyangkut posisi keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas.
Menyediakan informasi mengenai kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai informasi akutansi dalam pengambilan keputusan.

2.3. LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG & JASA TERDIRI DARI :
1. Laporan Rugi/Laba, terdiri dari akun 
pendapatan dan beban baik didalam usaha maupun diluar usaha.
2. 
Laporan Perubahan Ekuitas/Modal, terdiri dari akun Modal awal, laba/rugi yang diperoleh selama periode tertentu, prive dan modal akhir.
3. Laporan Neraca, terdiri dari akun :
a)      Aktiva baik aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar,
b)      Hutang baik utang jangka pendek maupun panjang
c)      Modal pada akhir periode
4. Laporan Perubahan Arus Kas, sumber data nya dapat diperoleh dari : 
a)      Perbandingan neraca selama 2 periode
b)      Jurnal penerimaan kas maupun pengeluaran kas
5. Laporan tambahan yang diperlukan

2.4. PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN ANTARA LAIN :
a)      Investor
b)      Karyawan
c)      Pemberi Pinjaman
d)     Pemasok dan Kreditor usaha lainnya
e)      Pelanggan
f)       Pemerintah
g)      Masyarakat

2.5  KARAKTERISTIK KUALITATIF TERDIRI DARI :
Merupakan 
ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. 

2.5.1. EMPAT KARAKTERISTIK KUALITATIF POKOK YAITU :
a)      Dapat Dipahami
b)     Relevan
c)      Keandalan
d)     Dapat diperbandingkan

2.6. BAGIAN-BAGIAN LAPORAN KEUANGAN MELIPUTI :
a) Neraca (Balance Sheet), menyajikan aktiva pada sisi sebelah kiri,yang merupakan alokasi dari dana,kewajiban dan ekuitas pada sebelah kanan yang merupakan sumber dana perusahaan.
b)   Laporan Laba Rugi (Income Statement), Laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi,biasanya setiap satu kuartal atau satu tahun.
c)   Laporan Laba Ditahan (Statement of Shareholders Equity),menyajikan perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas untuk mengidentifikasi alasa perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktivanya.
d)     Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow), Tujuan dari pembuatan laporan arus kas ini adalah:
1)      Memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu.
2)      Memberikan informasi mengenai efek kas dari tiga kategori aktivitas yaitu aktivitas investasi,aktivitas pendanaan,aktivitas operasi.

2.7. PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN TUJUAN PENGGUNAANNYA

a)      Investor : penanam modal dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
b)      Karyawan : karyawan dan kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, juga tertarik dengan informasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja dan kesempatan kerja.
c)      Pemberi pinjaman : pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjamari serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d)     Pemasok dan kreditor usaha lainnya : pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang kewajibannya akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usah berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utam rnereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
e)      Pelanggan : para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan.
f)       Pemerintah : pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumberdaya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar menyusun statistik pendapatan nasional dan statisti lainnya
g)      Masyarakat : perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat daiam berbagai cara. Misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan dan rangkaian aktivitasnya.

2.8. PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN
Dalam praktiknya pemeriksaan laporan keuangan yang telah disusun perlu dilakukan (audit) lebih lanjut. Tujuanya adalah agar laporan keuangan tersebut benar-benar dapat dipertanggung jawabkan kepada berbagai pihak, baik kepada pemilik maupun pihak luar perusahan. Pemeriksaan laporan keuangan dapat dilakukan oleh dua pihak,yaitu:
a)      Pihak dalam (intern) perusahaan
b)      Pihak luar (ekstern) perusahaan

2.9. PIHAK-PIHAK YANG MEMERLUKAN LAPORAN KEUANGAN
1)      Pihak Internal
Pihak internal adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi. Manajemen adalah pihak yang paling membutuhkan laporan akuntansi yang tepat dan akurat untuk mengambil keputusan yang baik dan benar. Contohnya seperti manajer yang melihat posisi keuangan perusahaan untuk memutuskan apakah akan membeli gedung untuk kanntor cabang baru atau tidak.
2)      Pihak Eksternal
a)      Investor
membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah akan menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam prediksi investor akan memberikan keuntungan yang baik, maka investor akan menyetorkan modal ke perusahaan, dan begitu juga sebaliknya.
b)      Pemegang saham atau pemilik perusahaan
Para pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham perusahaan membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana kemajuan atau kemunduran yang dialami perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang akan semakin besar jika perusahaan untung besar.
c)      Pemerintah
Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi kepada pemerintah sebagaian besar berdasarkan atas informasi pada laporan keuangan perusahaan.
d)     Kreditur
Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar perusahaan mungkin akan meminjam uang pada kreditor seperti meminjam uang di bank, berhutang barang pada supplyer / pemasok. Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi.
e)      Pihak lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan perusahaan yang mungkin saja akan menggunakan laporan / informasi akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan, serikat pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar / mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi.

MANFAAT LAPORAN KEUANGAN
a)      Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hak usaha yang telah dicapai untuk bebrapa periode.
b)      Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
c)      Untuk megetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
d)     Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan, apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
e)      Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
f)       Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan mempunyai kelemahan yaitu :
a)      Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara.
b)      Laporan keuangan menunjukan angka yang kelihatanya bersifat pasti dan tepat, tetapi dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
c)      Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan.
d)     Laporan keuangan bersifat sejarah (histories) yang merupakan laporan kejadian-kejadian di masa lalu atau yang telah lewat.
e)      Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan tiap-tiap pemakai.
Keterbatasan Laporan Keuangan dengan melihat beberapa sifat laporan keuangan tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:
a)      Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (interm report) dan bukan merupakan laporan final.
b)      Adanya beberapa standar nilai yang bergabung. Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penghapusannya, karenanya nilai aktiva itu dalam laporan keuangan akan tercantum sebesar nilai bukunya.
c)      Adanya pengaruh daya beli uang berubah Daya beli uang dari hari kehari selalu berubah sesuai dengan kehidupan perekonomian sehari-hari.
d)     Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang, Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi-transaksi perusahaan yang dapat dinyatakan dengan satuan uang.
e)      Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat, oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
f)       Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak tertentu.
g)       Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran - taksiran dan berbagai pertimbangan.




BAB III
PENUTUP


3.1. KESIMPULAN

Laporan Keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil aktivitas yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan. Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan yang disusun dalam perusahaan dagang meliputi:

1. laporan laba/rugi,
2. laporan perubahan modal,
3. neraca,
4. laporan arus kas.




DAFTAR PUSTAKA

http://meitriayu.blogspot.com/2013/01/makalah-laporan-keuangan.html (meitri ayu).html