PEREKONOMIAN
INDONESIA
“
PENGANGGURAN & INFLASI ”
Disusun
Oleh :
JOSHUA HAROLD ( 23212971 )
DEWI ASMARANI ( 21212946 )
FEBRYANA PINTAKASARI (22212879)
ANNISA ZUHROTUL (20212985)
ATIKA ROBIATUL AULIA (21212236)
KELAS :
1EB17
Kelompok 8
AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI
Universitas Gunadarma Kalimalang
2012/2013
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan
hati kami memanjatkan segala puji & syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Tugas
Makalah ini untuk memenuhi mata kuliah
Perekonomian Indonesia.
Mungkin dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan,isi,dan lain
sebagainya. Maka, kami sangat mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan untuk
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini diterima
dan bermanfaat bagi para pembaca khususnya dalam menambah wawasan dan
pengetahuan di bidang Ilmu Ekonomi. Atas
perhatian dan kerja sama nya kami mengucapkan Terima kasih.
Bekasi, Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………….... 1
Daftar Isi …………………………………………………………………………..... 2
BAB I :
Pendahuluan ……………………………………………………………………….... 3
BAB II :
Pembahasan …………………………………………………………………………. 4
Jenis-Jenis Pengangguran …………………………………………………………...... 5
Penyebab & Dampak terjadinya Pengangguran
……………………………………..... 7
Kebijakan Pemerintah untuk mengatasi Pengangguran
……………………………....... 8
Inflasi
…………………………………………........................................................... 10
Beberapa cara untuk menggolongkan jenis-jenis Inflasi
………………………….......... 11
Keterkaitan Pengangguran dengan Inflasi
…………………………………………....... 12
BAB III :
Penutup & Kesimpulan ……………………………………………………………..... 13
Daftar Pustaka ………………………………………………………………….......... 14
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Sebuah
Negara tidak akan pernah
bisa lepas dari berbagai macam permasalahan
yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara - negara yang
memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah
ketenagakerjaan, pengangguran, kenaikan harga (inflasi) dan kemiskinan di Indonesia
sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah
tersebut agar tidak menghambat langkah Negara Indonesia untuk
menjadi negara yang lebih maju.
Rumusan Masalah
a.
Penyebab hubungan antara Pengangguran dan Inflasi
b.
Dampak Pengangguran dan Inflasi terhadap Masyarakat Indonesia
Tujuan Makalah
Mengetahui konsep Pengangguran & Inflasi
Mengetahui hubungan antara Pengangguran & Inflasi
Mengetahui Kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah
untuk mengendalikan Inflasi dan menurunkan Pengangguran
BAB II
PEMBAHASAN
Pengangguran
Pengangguran
adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari
kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa
perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum
membutuhkan pekerjaan.
Pengangguran
atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat
pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya
GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana
pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan
oleh lebih banyak orang.
Jenis-Jenis
Pengangguran
Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan
jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam :
Ø Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah Tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena suatu alasan tertentu.
Ø Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah Tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja
setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam
selama seminggu.
Ø Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah Tenaga kerja yang sungguh-sungguh
tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang
belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Berdasarkan
Penyebab Terjadinya
Berdasarkan
penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam :
Ø Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang
sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi
geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja penganggur yang mencari lapangan
pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan
kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan
akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Ø Pengangguran Konjungtural (Cycle Unemployment)
Pengangguran Konjungtoral adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik- turunnya) kehidupan perekonomian/siklus
ekonomi.
Ø Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)
Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka
panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
ü Akibat permintaan berkurang
ü Akibat kemajuan dan penggunaan
teknologi
ü Akibat kebijakan pemerintah
Ø Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)
Pengangguran Musiman adalah keadaan menganggur
karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan
seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam,
pedagang durian yang menanti musim durian.
Ø Pengangguran Siklikal
Pengangguran Siklikal adalah pengangguran yang
menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga
kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
Ø Pengangguran Teknologi
Pengangguran Teknologi adalah pengangguran yang
terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga
mesin-mesin.
Ø Pengangguran Siklus
Pengangguran Siklus adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi.
Pengangguran Siklus
disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).
Penyebab terjadinya Pengangguran
Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat
pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya.
Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu
negara.
Di
negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran
terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Dampak
terjadinya Pengangguran
Bagi Perekonomian Negara
ü Penurunan pendapatan perkapita.
ü Penurunan pendapatan pemerintah yang
berasal dari sektor pajak.
ü Meningkatnya biaya sosial yang harus
dikeluarkan oleh pemerintah.
Bagi Masyarakat
ü Pengangguran merupakan beban
psikologis dan psikis.
ü Pengangguran dapat menghilangkan
keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
ü Pengangguran akan menimbulkan
ketidakstabilan sosial dan politik.
Kebijakan-kebijakan
Pemerintah untuk mengatasi Pengangguran
Adanya
bermacam-macam pengangguran membutuhkan berbagai cara untuk mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :
Ø Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis
ini, cara yang digunakan adalah :
ü Peningkatan mobilitas modal dan
tenaga kerja.
ü Segera memindahkan kelebihan tenaga
kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang
kekurangan.
ü Mengadakan pelatihan tenaga kerja
untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
ü Segera mendirikan industri padat karya
di wilayah yang mengalami pengangguran.
Ø Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara Friksional antara lain dapat digunakan
cara-cara sebagai berikut :
ü Perluasan kesempatan kerja dengan
cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
ü Menggalakkan pengembangan sektor
informal, seperti home industry.
ü Menggalakkan program transmigrasi
untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.
ü Pembukaan proyek-proyek umum oleh
pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain
sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang
investasi baru dari kalangan swasta.
Ø Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai
berikut :
ü Pemberian informasi yang cepat jika
ada lowongan kerja di sektor lain, dan
ü Melakukan pelatihan di bidang
keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
Ø Cara Mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis
ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut :
ü Mengarahkan permintaan masyarakat
terhadap barang dan jasa, dan
ü Meningkatkan daya beli masyarakat.
INFLASI
Berbagai definisi tentang inflasi
telah dikemukakan oleh para ahli. Nanga (2001: 237) menyatakan bahwa Inflasi adalah suatu gejala di mana
tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus-menerus. Kenaikan tingkat
harga umum yang terjadi sekali waktu saja tidaklah dapat dikatakan sebagai
inflasi. Menurut Rahardja (1997: 32) Inflasi adalah kecenderungan dari
harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari
satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, tetapi jika kenaikan meluas
kepada sebagian besar harga barang-barang maka hal ini disebut inflasi.
Sementara itu Eachern (2000: 133)
menyatakan bahwa Inflasi adalah kenaikan terus-menerus dalam rata-rata tingkat
harga. Jika tingkat harga berfluktuasi, bulan ini naik dan bulan depan turun,
setiap adanya kenaikan kerja tidak berarti sebagai inflasi. Sedangkan Sukirno
(2004: 27) memberikan definisi bahwa Inflasi adalah suatu proses kenaikan
harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Selanjutnya BPS (2000: 10)
mendefinisikan Inflasi sebagai salah satu indikator untuk melihat stabilitas
ekonomi suatu wilayah atau daerah yang menunjukkan perkembangan harga barang
dan jasa secara umum yang dihitung dari indeks harga konsumen. Dengan demikian
angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan
tetap, dan di sisi lain juga mempengaruhi besarnya produksi barang.
Berdasarkan berbagai definisi yang
telah dikemukakan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum Inflasi adalah suatu gejala naiknya
harga secara terus-menerus (berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan
yang sifatnya sementara tidak dikatakan inflasi dan kenaikan harga terhadap
satu jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi.
Beberapa
cara untuk menggolongkan Jenis-jenis Inflasi
Penggolongan pertama didasarkan pada
parah atau tidaknya inflasi tersebut. Membedakan beberapa macam inflasi
yaitu :
Ø Inflasi Merayap (inflasi yang terjadi sekitar 2-3 persen per tahun)
Ø Inflasi Sederhana (inflasi yang terjadi sekitar 5-8 persen per tahun)
Ø Hiperinflasi (inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan
tingkat harga menjadi dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu tahun.
Dilihat dari tingkat keparahannya, Inflasi dapat dipilah dalam tiga
kategori :
Ø Inflasi Sedang (Moderate Inflation)
Yaitu inflasi yang ditandai dengan
harga-harga yang meningkat secara lambat, dan tidak terlalu menimbulkan distorsi pada pendapatan dan harga relatif.
Ø Inflasi Ganas (Galloping Inflation)
Yaitu inflasi yang mencapai antara
dua atau tiga digit seperti 20, 100 atau 200 persen per tahun dan dapat menimbulkan gangguan-gangguan serius dalam perekonomian.
Ø Hyperinflasi (Hyperinflation)
Yaitu tingkat inflasi yang sangat
parah, bisa mencapai ribuan bahkan milyar persen per tahun, merupakan jenis yang mematikan.
Jenis-jenis
Inflasi dilihat dari faktor-faktor penyebab timbulnya Inflasi tersebut
Ø Inflasi tarikan permintaan
Inflasi yang terjadi sebagai akibat
dari adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau produksi agregat.
Ø Inflasi dorongan biaya
Inflasi yang terjadi sebagai akibat
adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan produktivitas dan
efisiensi perusahaan.
Ø Inflasi Struktural
Inflasi yang terjadi akibat dari
berbagai kendala atau kekakuan struktural yang menyebabkan penawaran menjadi
tidak responsif terhadap permintaan yang meningkat.
Keterkaitan
Pengangguran dengan Inflasi
Dalam indikator ekonomi makro ada
tiga hal terutama yang menjadi pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah
masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika
angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi.
Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum,
yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi
mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti
semakin besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah
inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa.
Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari masyarakat. Sedangkan daya beli masyarakat
sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah
jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah riil.
Masalah ketiga adalah pengangguran.
Memang masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan
khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang
seringkali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya
lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan
dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Masalah
pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun
juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di
negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negara-negara
berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan
bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun
masalah sosial politik di negara tersebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan sebelumnya dapat ditarik Kesimpulan, bahwa
Inflasi menunjukan tingkat kenaikan harga, sedangkan Pengangguran adalah
kesempatan yang timpang yang terjadi antara angkatan kerja dan kesempatan kerja
sehingga sebagian angkatan kerja tidak dapat melakukan kegiatan kerja.
Inflasi mempunyai keterkaitan terhadap Pengangguran. Tingkat Pengangguran
yang rendah akan menimbulkan masalah Inflasi, sebaliknya bila tingkat
Pengangguran tinggi tingkat harga-harga relatif stabil.
Selain itu, melemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga barang
(Inflasi), berakibat pada lemahnya investasi pula, dan akhirnya berdampak pada
menambahnya Pengangguran karena tidak adanya kesempatan kerja.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar